Janin yang tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibunya pada suatu waktu akan lahir, tetapi tidak semua janin yang dilahirkan itu mempunyai kondisi yang sama. Hal ini amat bergantung kepada berbagai faktor yang berperan selama janin masih hidup didalam kandungan ibunya antara lain lama umur kehamilan dan kemampuan pertumbuhan yang dapat dicapai saat dia dilahirkan. Dari dahulu diperhatikan ada janin yang lahir sebelum aterm, ada yang aterm dan ada yang post-term. Janin yang lahir sebelum mencapai usia kehamilan genap 37 minggu ditetapkandan disebut preterm, dan janin yang lahir dengan berat badan dibawah 10 percentildari rata-rata berat semestinya dari bayi normal diklasifikasikan sebagai bayi small for gestational age (Battaglia dan Lubchencho 1967) atau disebut juga bayi dismatur. Menurut Batttaglia dan Lubchencho bayi-bayi yang lahir terbagi kedalam tiga kategori menurut berat badan lahir sesuai umur kehamilan yaitu bayi-bayi yang dengan berat badan lahir wajar menurut umur kehamilan atau appropriate gestational age (AGA) jika beratnya berada antara 10 percentil dengan 90 percentil, bayi besar atau large for gestational age (LGA) jika beratnya diatas 90 percentil, bayi kecil atau small for gestational (SGA) jika beratnya dibawah 10 percentil.
Bayi kecil masa kehamilan (KMK) disebut juga SGA (small for gestational), sering disamakan dengan bayi PJT (pertumbuhan janin terhambat) atau IUGR (intrauterine growth restriction). Diagnosis bayi KMK dapat disebabkan oleh beberapa keadaan seperti kesalahan dalam pencatatan umur kehamilan (HPHT), bayi kecil tapi sehat, cacat bawaan/kelainan genetik/kromosom, infeksi intrauterin dari PJT.
KLASIFIKASI
Dikenal ada 3 macam PJT, yaitu :
Kecurigaan akan PJT ditegakkan berdasarkan pengamatan-pengamatan faktor risiko dan ketidaksesuaian tinggi fundus uteri dan umur kehamilannya.
A. Faktor-faktor risiko PJT.
a. Lingkungan sosio-ekonomi rendah.
b. Riwayat PJT dalam keluarga.
c. Riwayat obstetri yang buruk
d. Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan yang rendah.
e. Komplikasi obstetri dalam kehamilan.
f. Komplikasi medik dalam kehamilan.
B. Faktor-faktor risiko PJT sebelum dan selama kehamilan.
I. Faktor yang terdeteksi sebelum kehamilan
a. Riwayat PJT sebelumnya.
b. Riwayat penyakit kronis.
c. Riwayat APS (Antiphospolipid syndrome).
d. Indeks Massa tubuh yang rendah.
e. Maternal hypoxia
II. Terdeteksi selama kehamilan
a. Riwayat makan obat-obatan tertentu.
b. Perdarahan pervaginam.
c. Kelainan plasenta.
d. Partus prematurus.
e. Kehamilan ganda.
Dikenal ada 3 macam PJT, yaitu :
- PJT tipe I atau dikenal juga sebagai tipe simetris. Terjadi pada kehamilan 0-20 minggu, terjadi gangguan potensi tubuh janin untuk memperbanyak sel (hiperplasia), umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi janin. Prognosisnya buruk.
- PJT tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris. Terjadi pada kehamilan 28-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel (hipertrofi), misalnya pada hipertensi dalam kehamilan disertai insufisiensi plasenta. Prognosisnya baik. PJT tipe III adalah kelainan di antara kedua tipe di atas. Terjadi pada kehamilan 20-28 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara gangguan hiperplasia dan hipertrofi sel, misalnya dapat terjadi pada
- malnutrisi ibu, kecanduan obat, atau keracunan. Prognosisnya dubia.
Kecurigaan akan PJT ditegakkan berdasarkan pengamatan-pengamatan faktor risiko dan ketidaksesuaian tinggi fundus uteri dan umur kehamilannya.
A. Faktor-faktor risiko PJT.
a. Lingkungan sosio-ekonomi rendah.
b. Riwayat PJT dalam keluarga.
c. Riwayat obstetri yang buruk
d. Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan yang rendah.
e. Komplikasi obstetri dalam kehamilan.
f. Komplikasi medik dalam kehamilan.
B. Faktor-faktor risiko PJT sebelum dan selama kehamilan.
I. Faktor yang terdeteksi sebelum kehamilan
a. Riwayat PJT sebelumnya.
b. Riwayat penyakit kronis.
c. Riwayat APS (Antiphospolipid syndrome).
d. Indeks Massa tubuh yang rendah.
e. Maternal hypoxia
II. Terdeteksi selama kehamilan
a. Riwayat makan obat-obatan tertentu.
b. Perdarahan pervaginam.
c. Kelainan plasenta.
d. Partus prematurus.
e. Kehamilan ganda.
f. Kurangnya pertambahan BB(berat badan) selama kehamilan.
ETIOLOGI
1. Faktor ibu, golongan faktor ibu merupakan penyebab yang terpentiug.
a. Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).
b. Kelainan uterus.
c. Kehamilan kembar.
d. Ketinggian tempat tinggal.
e. Keadaan gizi.
f. Perokok.
1. Faktor ibu, golongan faktor ibu merupakan penyebab yang terpentiug.
a. Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).
b. Kelainan uterus.
c. Kehamilan kembar.
d. Ketinggian tempat tinggal.
e. Keadaan gizi.
f. Perokok.
Pada trimester kedua terdapat kelanjutan migrasi interstitial dan endotelium trophoblas masuk jauh ke dalam arterioli miometrium sehingga aliran menjadi tanpa hambatan menuju retroplasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang terjamin sangat penting artinya untuk tumbuh kembang janin dengan baik dalam uterus. Dikemukakan bahwa jumlah arteri-arterioli yang didestruksi oleh sel trophoblas sekitar 100-150 pada daerah seluas plasenta sehingga cukup untuk menjamin aliran darah tanpa gangguan pada lumen dan arteri spiralis terbuka. Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke dalam arteri spiralis dan arteriolinya dapat menimbulkan keadaan yang bersumber dari gangguan aliran darah dalam bentuk “iskemia retroplasenter”. Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam kehamilan apabila gangguan iskemianya besar dan gangguan tumbuh kembang janin terjadi apabila iskemia tidak terlalu besar, tetapi aliran darah dengan nutrisinya merupakan masalah pokok.Janin yang tumbuh di luar uterus biasanya mengalami hambatan
pertumbuhan. Kehamilan dengan dua janin atau lebih kemungkinan besar dipersulit oleh pertumbuhan kurang pada salah satu atau kedua janin dibanding dengan janin tunggal normal. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50 persen bayi kembar. Jika terpajan pada lingkungan yang hipoksik secara kronis, beberapa janin mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Janin dari wanita yang tinggal di dataran tinggi biasanya mempunyai berat badan lebih rendah daripada mereka yang dilahirkan oleh ibu yang tinggal di dataran rendah.
Wanita kurus cenderung melahirkan bayi kecil, sebaliknya wanita gemuk cenderung melahirkan bayi besar. Agar nasib bayi baru lahir menjadi baik, ibu yang kurus memerlukan kenaikan berat badan yang lebih banyak dari pada ibu-ibu yang gemuk dalam masa kehamilan. Faktor terpenting pemasukan makanan adalah lebih utama pada jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari dari pada komposisi dari kalori. Dalam masa hamil wanita keadaan gizinya baik perlu mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak dari pada sebelum hamil setiap hari.
Penambahan berat badan yang kurang di dalam masa hamil menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah.
pertumbuhan. Kehamilan dengan dua janin atau lebih kemungkinan besar dipersulit oleh pertumbuhan kurang pada salah satu atau kedua janin dibanding dengan janin tunggal normal. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50 persen bayi kembar. Jika terpajan pada lingkungan yang hipoksik secara kronis, beberapa janin mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Janin dari wanita yang tinggal di dataran tinggi biasanya mempunyai berat badan lebih rendah daripada mereka yang dilahirkan oleh ibu yang tinggal di dataran rendah.
Wanita kurus cenderung melahirkan bayi kecil, sebaliknya wanita gemuk cenderung melahirkan bayi besar. Agar nasib bayi baru lahir menjadi baik, ibu yang kurus memerlukan kenaikan berat badan yang lebih banyak dari pada ibu-ibu yang gemuk dalam masa kehamilan. Faktor terpenting pemasukan makanan adalah lebih utama pada jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari dari pada komposisi dari kalori. Dalam masa hamil wanita keadaan gizinya baik perlu mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak dari pada sebelum hamil setiap hari.
Penambahan berat badan yang kurang di dalam masa hamil menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah.
Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan melahirkan bayi yang lebih kecil sebesar 200 sampai 300 gram pada waktu lahir. Kekurangan berat badan lahir ini disebabkan oleh dua faktor yaitu :
- wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan kekurangan substrat di dalam darahnya yang bisa dipergunakan oleh janin,
- merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi yang berkepanjangan sehingga terjadi pengurangan jumlah pengaliran darah kedalam uterus dan yang sampai ke dalam ruang intervillus.
- Kelainan kongenital.
- Kelainan genetik
- Infeksi janin, misalnya penyakit TORCH (toksoplasma, rubela, sitomegalovirus, dan herpes).
tanpa kompensasi peningkatan transportasi substrat oleh plasenta sehingga pertumbuhan janin menjadi subnormal atau dismatur.
3. Faktor plasenta
Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai insufisiensi plasenta. Faktor plasenta dapat dikembalikan pada faktor ibu, walaupun begitu ada beberapa kelainan plasenta yang khas seperti tumor plasenta. Sindroma insufisiensi fungsi plasenta umumnya berkaitan erat dengan aspek morfologi dari plasenta. Pengertian dasar dari sindroma insufisiensi plasenta menunjukkan adanya satu kondisi kegawatan janin yang bisa nyata selagi masih dalam masa kehamilan (insufisiensi kronik) atau dalam masa persalinan (insufisiensi akut) sebagai akibat
gangguan pada fungsi plasenta. Dipandang dari sudut kepentingan janin sebuah plasenta mempunyai fungsi-fungsi yaitu : respirasi, nutrisi, ekskresi, sebagai liver sementara (transient fetal liver), endokrin dan sebagai gudang penyimpanan dan pengatur fungsi metabolisme.
Dalam klinis fungsi ganda ini tidak dapat dipisah-pisahkan dengan nyata, yang dapat dikenal hanyalah tanda-tanda kegagalan keseluruhannya yang bisa nyata dalam masa hamil dan menyebabkan hambatan pertumbuhan intrauterin atau kematian intrauterin, atau menjadi nyata dalam waktu persalinan dengan timbulnya gawat janin atau hipoksia janin dengan segala akibatnya. Info Lengkap...Download
No comments:
Post a Comment