Janin yang tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibunya pada suatu waktu akan lahir, tetapi tidak semua janin yang dilahirkan itu mempunyai kondisi yang sama. Hal ini amat bergantung kepada berbagai faktor yang berperan selama janin masih hidup didalam kandungan ibunya antara lain lama umur kehamilan dan kemampuan pertumbuhan yang dapat dicapai saat dia dilahirkan. Dari dahulu diperhatikan ada janin yang lahir sebelum aterm, ada yang aterm dan ada yang post-term. Janin yang lahir sebelum mencapai usia kehamilan genap 37 minggu ditetapkandan disebut preterm, dan janin yang lahir dengan berat badan dibawah 10 percentildari rata-rata berat semestinya dari bayi normal diklasifikasikan sebagai bayi small for gestational age (Battaglia dan Lubchencho 1967) atau disebut juga bayi dismatur. Menurut Batttaglia dan Lubchencho bayi-bayi yang lahir terbagi kedalam tiga kategori menurut berat badan lahir sesuai umur kehamilan yaitu bayi-bayi yang dengan berat badan lahir wajar menurut umur kehamilan atau appropriate gestational age (AGA) jika beratnya berada antara 10 percentil dengan 90 percentil, bayi besar atau large for gestational age (LGA) jika beratnya diatas 90 percentil, bayi kecil atau small for gestational (SGA) jika beratnya dibawah 10 percentil.
Wednesday, January 27, 2010
PEMILIHAN JENIS KELAMIN ANAK PADA PASANGAN SUAMI ISTRI
PENDAHULUAN
Kita semua pernah mendengar orang – orang yang dengan amat sangat menginginkan anak berjenis kelamin tertentu. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa anda dapat memilih untuk mengandung bayi laki – laki atau perempuan. Tetapi siapa yang akan mengatakan bahwa itu bukan suatu kebetulan bila anda benar – benar mendapatkannya? Akan juga sangat berguna untuk selalu mengingat dalam benak anda bahwa wanita tidak mempunyai bagian dalam menentukan jenis kelamin bayinya; ini benar – benar tanggung jawab pria dan terdapat jumlah yang sebanding antara sperma jantan dan betina. Sementara tidak seorang pun yang memberikan penjelasan pasti, tampak bahwa setelah ejakulasi, sperma jantan dengan cepat mencari tujuannya, kemudian mengalami kelelahan, sebaliknya sperma perempuan bergerak dengan lambat tetapi bertahan lebih lama. Sebagai contoh kita menggunakan siklus menstruasi “rata-rata” 28 hari.
Saturday, January 9, 2010
KONTRASEPSI ORAL (PIL KB)
PENDAHULUAN
Kontrasepsi memiliki peranan dalam setiap fase reproduksi, yaitu untuk menunda kehamilan atau menjarangkan kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilitas. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan antara lain penggunaan kontrasepsi oral (pil KB).
Pil KB adalah obat pencegah kehamilan yang diminum secara oral yang berisi hormon steroid (estrogen dan progestin) dalam bentuk pil atau tablet.Pil ini diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegahan kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.
Pada awal tahun 1930-an para peneliti mengumpulkan cukup banyak informasi mengenai siklus haid dalam hubungannya dengan waktu senggama yang mungkin sekali menghasilkan konsepsi. Tahun 1934 Comer dan Beard menemukan dan mengisolasi struktur progesteron. Tahun 1937 Makepeace menemukan bahwa progesterone mempunyai daya menghambat evolusi pada kelinci. Walaupun demikian, barulah pada pertengahan tahun 1950-an setelah Pincus, Chang, dan Rock menemukan bahwa pemberian progesterone peroral pada hari ke 5 sampai ke 25 daur haid dapat menghambat ovulasi, hormon steroid ini dipakai untuk keperluan kontrasepsi. Percobaan pertama pemakaian.kontrasepsi oral dengan oretinodrel dan mestranol di Puerto Rico pada tahun 1956 membuktikan daya guna yang sangat tinggi sebagai kontrasepsi. Sejak saat itu
sampai sekarang terdapat kecenderungan makin rendahnya dosis dari komponen estrogen dan progesterone di dalam pil.
Perkembangan kontrasepsi hormonal atau pil kontrasepsi berlangsung terus. Tahun 1960 pil kombinasi estrogen-progesteron mulai digunakan. Tahun 1963 pil selcuensial diperkenalkan. Sejak tahun 1965 sampai sekarang banyak diadakan penyesuaian dosis atau penggunaan progesteron saja, sehingga muncul pil mini, dan lain-lain. Perkembangan ini pada umumnya bertujuan mencari suatu kontrasepsi hormonal yang mempunyai daya guna yang tinggi, efek samping yang minimal, dan keluhan pasien yang sekecil-kecilnya.
Pil KB adalah obat pencegah kehamilan yang diminum secara oral yang berisi hormon steroid (estrogen dan progestin) dalam bentuk pil atau tablet.Pil ini diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegahan kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.
Pada awal tahun 1930-an para peneliti mengumpulkan cukup banyak informasi mengenai siklus haid dalam hubungannya dengan waktu senggama yang mungkin sekali menghasilkan konsepsi. Tahun 1934 Comer dan Beard menemukan dan mengisolasi struktur progesteron. Tahun 1937 Makepeace menemukan bahwa progesterone mempunyai daya menghambat evolusi pada kelinci. Walaupun demikian, barulah pada pertengahan tahun 1950-an setelah Pincus, Chang, dan Rock menemukan bahwa pemberian progesterone peroral pada hari ke 5 sampai ke 25 daur haid dapat menghambat ovulasi, hormon steroid ini dipakai untuk keperluan kontrasepsi. Percobaan pertama pemakaian.kontrasepsi oral dengan oretinodrel dan mestranol di Puerto Rico pada tahun 1956 membuktikan daya guna yang sangat tinggi sebagai kontrasepsi. Sejak saat itu
sampai sekarang terdapat kecenderungan makin rendahnya dosis dari komponen estrogen dan progesterone di dalam pil.
Perkembangan kontrasepsi hormonal atau pil kontrasepsi berlangsung terus. Tahun 1960 pil kombinasi estrogen-progesteron mulai digunakan. Tahun 1963 pil selcuensial diperkenalkan. Sejak tahun 1965 sampai sekarang banyak diadakan penyesuaian dosis atau penggunaan progesteron saja, sehingga muncul pil mini, dan lain-lain. Perkembangan ini pada umumnya bertujuan mencari suatu kontrasepsi hormonal yang mempunyai daya guna yang tinggi, efek samping yang minimal, dan keluhan pasien yang sekecil-kecilnya.
Friday, January 8, 2010
Angiogenesis during primate placentation in health and disease
Normal embryonic developmentis dependent upon asufficient oxygen, nutrient and waste exchange through the placenta. Inprimates including humans, this exchange is attained by successful haemochorial placentation which requires the transformation of maternal intramyometrial spiral arterioles by trophoblast invasion to gainuteroplacental circulation,and establishment and maintenance of acompetent fetoplacental vasculature. Thus,trophoblast and endothelial cell differentiation, proliferation and invasion occurring during placentation have to be tightly regulated.This review focuse son the diverse developmental steps during haemochorial placentation in humans and other primates and the possible involvement of angiogenic growth factors (vascular endothelial growth factor(VEGF)and angiopoietins(Ang)) in these processes, high lighting the importance of specific actions of angiogeniclig and–receptor pairs.It is hypothe sized thatVEGF/VEGF-R1and Ang-1/Tiereceptor2 (Tie-2)may regulate trophoblast differentiation and invasion; VEGF/VEGF-R2 and Ang-1/Tie-2 may promotefeto placental vascular development and stabilization; and Ang-2/Tie-2 maybe involved in maternal vascular remodelling.The importance of a tigh tregulation of angiogenic factors and their endogenousantagonists for normal development of the placenta is demonstrated by failure of this system, resulting in abnormal placenta vascularization and trophoblastinvasion associated with intrauterine growth retardationor pre-eclampsia.
Subscribe to:
Posts (Atom)