DEFINISI
Induksi persalinan adalah intervensi obstetri yang lazim dilakukan, terutama bila risiko lebih besar untuk ibu dan janin bila kehamilan dilanjutkan. Induksi persalinan dapat dilakukan atas indikasi medis atau indikasi obstetrik (seperti hipertensi, gangguan toleransi glukosa, masa kehamilan memanjang, keterbatasan perkembangan intrauterine), atau untuk kenyamanan ibu dan ahli obstetri. Literatur awal menyebutkan bahwa sejak tahun 1500an telah dilakukan induksi persalinan, dengan campuran buah beri juniper, kayu manis, dan minyak castor yang digunakan untuk mempercepat kelahiran. Dalam abah ke-18, konsep induksi persalinan digunakan untuk mempercepat kelahiran pada wanita dengan pelvis yang sempit, ditemani oleh bidan yang berpengalaman menggunakan ergot sebagai agen induksi. Ergot adalah agen fungal yang pada prinsipnya menyerang gandum dan padi-padian, namun bila dikonsumsi akan menyebabkan gangguan gastrointestinal. Hampir satu abad kemudian, Henry Dale meneliti sediaan dari jaringan pituitary sapi dapat menginisiasi kontrasi uterus pada kucing hamil,. Davis dan kawan-kawan mengekstraksi komponen aktif dari alkaloid ergot, memperlihatkan efek uterotoniknya (1935), diikuti oleh Du Vigneaud mengidentifikasi oksitosin dan vasopressin dari ekstrak pituitari, yang mengarahkan pada purifikasi sediaan sintesis Syntocinon pada tahun 1953. Pengembangan syntocinon menyediakan pilihan titrasi secara intravena untuk menghasilkan metode yang lebih efektif dan prediktif pada induksi persalinan. Pengertian induksi dan augmentasi persalinan sering disalah artikan dikarenakan kesamaan metodologinya. Induksi menyangkut memajukan waktu persalinan, seperti pada seksio sesaria elektif. Augmentasi persalinan adalah dimana proses persalinan, yang telah dimulai secara spontan, diakselerasi dengan pemberian agen oksitosin atau amniotomi. Hal ini lebih menyerupai keadaan sesaria emergensi dalam pengertian intervensi obstetrik.