Tuesday, April 20, 2010

MENOPAUSE

Pendahuluan 
    Menopause merupakan bagian dari proses penuaan yang melibatkan sistem reproduksi wanita setelah  berhentinya menstruasi. Menopause adalah berhentinya kesuburan dari sistem reproduksi  dan  seterusnya menyebabkan hilangnya dari aktivitas ovarium beberapa waktu sebelum akhir dari kehidupan. Kata menopause bermaksud akhir dari siklus bulanan yang diambil dari kata Yunani  “pauses” yang bermaksud berhenti dan “mens” yang bermaksud bulan. Menopause dari definisinya dimulai 12 bulan setelah menstruasi terakhir  dan ditandai dengan gejala-gejala vasomotor yang berterusan dan gejala-gejala dari traktus urogenital seperti kekeringan dari vagina dan dispareunia.
      Klimakterik merupakan tanda-tanda dari perubahan pada endokrin, somatic dan psikis yang terjadi pada wanita menopaus. Klimakterik adalah tempoh  transisi dari fase menopause  sehingga  ke fase awal pasca menopause. Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause dan pasca menopause yang terjadi antara umur 40-65 tahun. Sedangkan perimenopaus merujuk kepada tempoh sebelum menopause dimana bermulanya gejala-gejala  dari vasomotor dan irregularitas dari menstruasi.
     Perimenopause bisa bermula 5-10 tahun atau lebih sebelum terjadinya fase menopaus. Pasca menopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause yang mana dijumpai adanya hipergonadotropin (FSH dan LH) dan kadang-kadang hipertiroid. Sebagian pakar kesehatan berpendapat bahwa menopause merupakan peristiwa alamiah dan bukan diakibatkan oleh penyakit khusus (penyakit defisiensi hormone) sehingga tidak memerlukan  pengobatan tetapi hanya membutuhkan pengertian dari keluarga, lingkungan dan dirinya sendiri. Namun banyak pula yang menganggap proses ini sebagai kelainan yang memerlukan pengobatan sendiri.
Insidens 
    Rata-rata umur seseorang wanita mendapat menopause adalah 51 tahun. Tidak ada cara untuk memprediksi kapan seseorang wanita itu akan memasuki waktu menopause. Usia dimana wanita mulai mengalami menstruasi juga tidak berkaitan dengan usia onset terjadinya menopause. Kebanyakan wanita mencapai menopaus pada usia 45 dan 55 tapi menopaus juga bisa terjadi seawal usia 30 atau 40 tahun atau tidak terjadi menopause sampailah usia 60 tahun.Secara kasarnya, wanita cenderung untuk mendapat menopause pada usia yang sama dengan ibunya.
     Di beberapa negara membangun seperti India dan Filipina, usia median untuk seseorang wanita untuk menopaus termasuk dalam usia awal yaitu pada 44 tahun.Wanita dari zaman Yunani dahulu mengalami menopause sama seperti usia wanita pada masa sekarang dengan gejala-gejala pada waktu transisi ke menopaus bermula pada usia kurang lebih 45,5- 47,5 tahun. Faktor-faktor yang menurunkan usia fisiologis menopaus  termasuklah merokok, histerektomi, karier Fragile X, kelainan autoimun dan wanita yang tinggal pada ketinggian yang tinggi dari paras laut.
Fisiologi Siklus Menstruasi 
       Menstruasi adalah lapisan pada uterus (endometrium) yang akan lepas yang disertai dengan perdarahan. Ia terjadi kira-kira setiap bulan  pada wanita usia reproduksi, keculai pada saat hamil. Menstruasi bermula pada saat pubertas (menarke) dan berhenti total pada usia menopause. Siklus haid diartikan sebagai hari pertama dari pendarahan yang mana dihitung sebagai hari pertama dan berakhir sesaat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi normalnya berkisar antara 25 hingga 36 hari. Hanya 10-15% wanita yang mempunyai siklus haid tepat 28 hari. Kebiasaannya, siklus adalah berbeda dan intervals antara dua siklus adalah panjang segera setelah menarke dan sebelum menopause. 
       Perdarahan pada menstruasi berakhir  dari 3 sampai 7 hari dan rata-ratanya adalah 5 hari. Kehilangan darah pada saat menstruasi adalah bervariasi dari ½ hingga 21/2 ouns. Darah menstruasi tidak seperti darah lain yang berakibat dari trauma biasanya tidak membeku melainkan terjadinya pendarahan yang berat.  
        Siklus menstruasi  diregulasi oleh hormone. Hormon luteneizing (LH) dan hormone perangsang folikuler (FSH) yang dihasilkan oleh hipofisis bekerja untuk merangsang ovulasi dan pengeluaran estrogen dan progesterone. Estrogen dan progesteron merangsang uterus dan  mamma untuk mempersiapkan diri jika kemungkinan terjadinya fertilisasi. Siklus haid terbagi kepada tiga fase : Fase folikuler ( fase sebelum pengeluaran telur), fase ovulator (fase pengeluaran telur) dan fase luteal ( fase setelah pengeluaran telur).
Fase Folikuler:  
     Fase ini bermula pada hari pertama dari keluarnya darah pada menstruasi (hari 1). Tetapi yang paling utama pada fase ini adalah terjadinya perkembangan pada folikel-folikel di ovarium.  Pada permulaan dari fase folikel, lapisan yang melapisi uterus yaitu endometrium menebal dengan cairan dan nutrisi-nutrisi yang dibentuk untuk memberikan nutrisi kepada embrio. Jika tidak adanya telur yang dibuahi, kadar estrogen dan progesterone akan menurun. Hasilnya, lapisan pada bagian atas dari endometrium akan meluruh dan terjadilah pendarahan pada menstruasi. Pada waktu ini, hipofisis akan meningkatkan dengan segera produksi FSH. Hormon ini kemudiannya  akan merangsang pertumbuhan  folikel dari 3 sampailah ke 30  folikel-folikel. Setiap folikel mengandungi satu sel telur. Kemudiannya, seiring dengan menurunnya aras dari hormone ini, hanya satu dari folikel-folikel ini (yang dinamakan folikel dominan) akan terus berkembang. Ianya nanti akan memproduksi estrogen dan folikel-folikel yang lain akan mulai menyusut.  Fase folikel rata-rata berakhir setelah 13 atau 14 hari. Fase folikel ini merupakan fase yang paling panjang diantara ketiga-tiga dari fase menstruasi. tersebut. namun ia cenderung untuk memendek semakin mendekati usia menopause. Fase ini berakhir bila aras level hormon luteineizing meningkat secara drastik. Lonjakan hormone ini menyebabkan pelepasan dari sel telur (ovulasi).  
Fase ovulator : 
     Fase ini bermula apabila hormone Luteineizing (LH) melonjak naik. LH merangsang  stimulasi dari folikel dominan untuk menonjol dari  permukaan ovarium dan akhirnya akan terjadi ruptur untuk membebaskan sel-sel telur. Aras level dari FSH meningkat secara perlahan-lahan. Bagaimanapun fungsi dari meningkatnya FSH tidak sepenuhnya dipahami. Fase ovulator biasanya berlangsung dalam 16 hingga 32jam dan ianya berakhir apabila dilepaskannya sel telur. 
      Kurang lebih 12 hingga 24 jam setelah dibebaskannya telur, kenaikan aras dari LH bisa dideteksi dengan mengukur kuantitinya dalam urin. Pengukuran ini bisa digunakan untuk menentukan apakah seseorang wanita itu subur  atau tidak. Sel-sel telur ini bisa difertilisasi hanya untuk kira-kira 12 jam setelah dilepaskan. Fertilisasi lebih cenderung untuk terjadi apabila adanya sel-sel sperma di dalam traktus reproduksi sebelum telurnya dibebaskan. 
      Pada waktu ovulasi, sesetengah daripada wanita mengalami nyeri satu sisi pada  perut bagian bawah. nyeri ini dikenali sebagai “mittelschmerz” (bagian lateral, middle pain). Nyerinya bisa dari beberapa minit hingga beberapa jam. Nyeri yang terjadi dirasakan pada daerah yang sama dengan daerah ovari yang membebaskan telur  tapi penyebab utama kenapa bisa terjadinya nyeri masih belum diketahui. Nyeri  yang terjadi bisa menyertai atau diikuti oleh rupturnya folikel. Pengeluaran dari sel-sel telur tidak terjadi secara bergantian tapi ianya terjadi secara random antara satu ovari dengan ovari yang lain. Sekiranya salah satu dari ovarium diangkat, ovarium yang sisanya akan mengeluarkan sel telur setiap bulan. 
Fase Luteal: 
     Fase ini dimulai setelah akhirnya  fase ovulator. Ianya berlangsung kira-kira 14 hari (kecuali terjadinya fertilisasi) dan berakhir sesaat sebelum menstruasi. Pada fase ini, folikel yang ruptur akan menutup  setelah dilepaskannya sel telur dan akan membentuk korpus luteum yang mana penghasilannya akan meningkatkan jumlah dari progesterone. Korpus luteum mempersiapkan uterus jika terjadinya pembuahan. Progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum menyebabkan endometrium menebal dan mengandungi cairan dan nutrient untuk  memberikan nutrisi kepada fetus . Progesterone menyebabkan mukus pada serviks menebal supaya dapat mengurangkan kemungkinan untuk bakteri dan sperma masuk kedalam uterus. Progesterone juga menyebabkan peningkatan suhu tubuh pada saat fase luteal dan tetap bertahan sehingga terjadinya menstruasi. Peningkatan suhu tubuh ini bisa digunakan untuk memperkirakan apakah  terjadinya ovulasi atau tidak. Sepanjang tempoh fase luteal, level dari estrogen meninggi. Estrogen juga berfungsi untuk penebalan dari dinding endometrium. 
        Peningkatan aras estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran atau dilatasi dari duktus mamma sehingga bisa menyebabkan pembengkakan dan nyeri Jika sel telur tidak dibuahi, korpus luteum akan berdegenerasi setelah 14 hari dan siklus menstruasi yang baru akan dimulai. Jika sel telur dibuahi, sel-sel disekitar embrio akan mulai menghasilkan hormone yang dikenali dengan “human chorionic gonadotropin” (hCG). Hormon ini mengekalkan korpus luteum yang mana terus menerus akan menghasilkan progesterone sehingga fetus yang dalam proses perkembangannya mampu untuk menghasilkan hormonnya sendiri.  Tes kehamilan berdasarkan deteksi dari peningkatan aras hormone hCG.
Patofisiologi Menopause :
Semakin tua, folikel seorang wanita akan makin resisten terhadap stimulasi gonadotropin, akibatnya FSH dan LH di darah akan meningkat. Peningkatan FSH dan LH akan menyebabkan stimulasi stromal terhadap ovarium, yang menyebabkan peningkatan estrone dan penurunan kadar estradiol. Kadar inibin juga menurun drastis karena terjadi feedback negatif dengan peningkatan FSH. Karenanya,menopause dapat dideteksi dengan rendahnya kadar estrogen di peredaran darah. 
Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah 
estradiol. Namun selama pra-menopause,  tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estrogen, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh. Pada masa ini, terutama pada fase  postmenopause, estrogen didapat dari stroma ovarium (bukan dari folikel langsung) dan dari sekresi androstenedion yang  diaromatisasi menjadi estrone di sirkulasi perifer. Estrogen yang demikian (estrone) dinamakan estrogen ekstragonadal dan merupakan pemasok utama estrogen pada wanita postmenopause. Aromatisasi androgen menjadi estrogen ini terjadi di jaringan lemak, namun tidak menjamin bahwa wanita yang gemuk akan lebih sedikit mengalami gejala vasomotor. Secara klinis indikasi menopause dapat dilihat dari kadar FSH darah. Prinsipnya, FSH akan sedikit  lebih tinggi daripada LH karena tidak terlalu banyak FSH yang direduksi di ginjal. Meski demikian, kadar FSH yang tinggi meskipun sudah berusia >40 tahun masih memiliki risiko untuk hamil, selagi dia belum memasuki fase postmenopause. Karenanya,  tak heran masih banyak kehamilan yang tidak diinginkan pada wanita berusia di atas 40 tahun.
Untuk lebih lengkapnya silahkan DOWNLOAD





No comments:

Post a Comment