Wednesday, December 16, 2009

Endometriosis

        Endometriosis (berasal dari kata ‘endo’ yang berarti di dalam dan‘metra’ yang berarti rahim) adalah suatu kondisi medis yang terjadi pada wanita di mana terdapat sel mirip endometrium yang tumbuh dan berkembang di luar kavum uteri. Biasanya sel mirip endometrium ini ditemukan di ovarium, usus, ataupun organ abdominal lainnya. Sel ini juga ditemukan di otak ataupun paru-paru walaupun hal ini jarang terjadi. Selain itu, endometriosis juga bisa ditemukan pada luka bekas operasi pada daerah panggul. Endometriosis dapat pula tumbuh di lapisan miometrium dan disebut sebagai adenomiosis. Normalnya, kavum uteri dibentuk oleh sel-sel endometrium yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon wanita. Pada endometriosis, pertumbuhan sel-sel mirip endometrium ini dipengaruhi oleh perubahan hormonal dan memiliki respon yang serupa dengan sel-sel endometrium yang terdapat di dalam kavum uteri terhadap hormon wanita. Terkadang gejala endometriosis ini semakin buruk saat siklus menstruasi.
       Endometriosis biasanya terjadi selama masa reproduktif. Secara kasar, diperkirakan 5 – 10 persen wanita reproduktif menderita endometriosis. Gejala utamanya adalah nyeri panggul. Endometriosis ini lazim ditemui pada wanita dengan infertilitas.
  
EPIDEMIOLOGI
         Diperkirakan sekitar 5,5 juta wanita Amerika menderita  endometriosis. Namun angka kejadian yang pasti belum diketahui karena  banyak wanita yang menderita endometriosis tidak bergejala. Selain itu, banyak pula wanita yang mengalami gejala endometriosis namun tidak memeriksakan dirinya ke rumah sakit sehingga diagnosis endometriosis  tidak dapat ditegakkan.
         Kebanyakan perempuan yang menderita endometriosis berusia antara 25 – 35 tahun. Seorang wanita mungkin saja sudah menderita endometriosis selama bertahun-tahun sebelum diagnosis ditegakkan. Endometriosis lebih sering terjadi pada wanita Kaukasia  ibandingkan dengan wanita Afrika, Amerika, ataupun Asia. Suatu penelitian juga menyebutkan bahwa endometriosis lebih seringa pada wanita tinggi dan kurus dengan indeks massa tubuh yang rendah.


ETIOPATOFISIOLOGI
     Agar dapat lebih memahami endometriosis maka penting untuk mengetahui siklus menstruasi lebih dulu. Endometrium adalah lapisan paling dalam dari uterus yang terlepas saat terjadinya menstruasi Ketebalan lapisan endometrium berkaitan dengan siklus ovulasi dan level hormone yang mempengaruhi siklus ini. Lapisan endometrim paling tebal saat 2 minggu pertama siklus menstruasi dan paling  tipis saat setelah menstruasi.
     Selama fase folikular di ovarium, endometrium berada di bawah pengaruh estrogen. Pada akhir haid proses regenerasi berjalan dengan cepat. Saat ini disebut fase proliferasi dimana kelenjar tubular yang tersusun rapi sejajar dengan sedikit sekresi. Setelahovulasi, produksi progesteron menginduksi perubahan sekresi endometrium. Tampak sekretori dari vakuol dalam epitel kelenjar di bawah nucleus, sekresi maternal ke dalam lumen kelenjar dan menjadi berkelok-kelok.Normalnya, fase luteal berlangsung selama 14 hari. Pada akhir fase ini terjadi regresi korpus luteum yang ada hubungannya dengan produksi estrogen dan progesterone ovarium. Penurunan ini diikuti oleh kontraksi spasmodic yang intens dari bagian arteri spiralis sehingga endometrium menjadi iskemik dan nekrosis. Setelah itu terjadi pengelupasan lapisan superficial endometrium dan terjadilah perdarahan.

       Endometriosis terjadi jika terjadi pertumbuhan dari sel endometrium di luar kavum uteri. Karena endometriosis terkait dengan siklus menstruasi maka penyakit ini tidak terjadi pada wanita yang  mengalami menstruasi ataupun pada wanita menopause.Beberapa teori mungkin dapat menjelaskan terjadinya endometriosis.
Teori ini didukung dengan ditemukannya kaitan antara endometriosis dengan meningkatnya darah menstruasi  pada siklus menstruasi yang pendek. Selain itu, banyaknya angka kejadian endometriosis di daerah kavum pelvis juga semakin mendukung benarnya teori ini.


Coelemic Metaplasia
Teori ini menyebutkan bahwa terdapat suatu lapisan sel di sekitar ovarium dan organ pelvis lainnya yang dapat berubah menjadi sel mirip endometrium. Penyebab terjadinya perubahan sel ini  tidak diketahui pasti namun dicurigai akibat adanya infeksi.
 Surgical Procedure
Perpindahan sel endometrium akibat prosedur pembedahan mungkin menjadi penyebab adanya sel endometriosis yang tumbuh pada luka bekas operasi (contohnya luka bekas operasi seksio sesar dan  episiotomi).
Lymphatic and Venous Embolization
Adanya sel endometriosis yang ditemukan pada otak ataupun organ tubuh jauh lainnya mungkin disebabkan adanya sel endometrium yang masuk ke dalam aliran darah ataupun limfe.
Sistem Imun
  Beberapa studi menunjukkan rendahnya respon imun pada wanita yang menderita endometriosis. Hal ini menunjukka sistem imun mungkin memainkan peranan penting terhadap terjadinya endometriosis


          Pada pemeriksaan panggul mungkin ditemukan uterus yang lunak, retroversi, ataupun retrofleksi disertai dengan penebalan pada ligamentum kardinal atau uterosakral. Selain itu, mungkin pula ditemukan nodul didaerah forniks posterior dan ovarium. Jika terjadi adenomiosis maka dapat ditemukan uterus yang membesar (globuler) dan lunak pada pemeriksaan fisik Daerah endometriosis yang telah membesar pada ovarium disebut sebagai endometrioma. Jika bagian tengah dari endometrioma ini terisi oleh darah maka disebut sebagai chocolate cyst.

 PEMERIKSAAN PENUNJANG


        Diagnosis endometriosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan manifestasi klinik saja. Seorang klinisi mungkin mengenali manifestasi klinik endometriosis ini sebagai infeksi ataupun tumor. Kondisi lain yang memiliki gejala yang serupa dengan endometriosis adalah  interstitial  cystitis ataupun inflamasi kronik buli-buli. Oleh karena itu, untuk membantu menegakkan diagnosa maka dilakukan pemeriksaan penunjang seperti laparoskopi dan biopsi jaringan.

Saat dilakukan laparoskopi dapat terlihat lesi ‘powder-burn’ yang merupakan tanda klasik endometriosis. Daerah yang berpigmen hemosiderin dapat terlihat sebagai ‘burnt-out’ endometriosis. Lesi yang tidak berpigmen dapat terlihat opaq di daerah peritoneum, merah, ataupun berbentuk glandular. JIka terdapat keraguan akan gambaran makroskopik endometriosis ini maka dapat dilakukan biopsy.
Biopsi jaringan endometriosis dapat dilakukan melalui laparoskopi. Sampel jaringan yang dicurigai mengalami endometriosis kemudian diambil untuk diperiksa di laboratorium. Prosedur lain yang dapat dilakukan adalah laparotomi. Namun prosedur ini lebih invesif karena membutuhkan insisi yang lebih besar.

DIAGNOSIS
Kunci untuk mendiagnosis endometriosis adalah adanya nyeri siklik dan perdarahan di daerah terjadinya endometriosis yang berkaitan dengan siklus menstruasi. Untuk semakin meyakinkan tegaknya diagnosis maka dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti  yang telah disebutkan di atas...Password= "korek-obgin"..
Endometriosis.zip



No comments:

Post a Comment